Alergi Pensilin dan Pengobatannya

0

Posted by Crystal64 | Posted in


Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk menyingkirkan infeksi bakteri.
Dari berbagai macam antibiotik, penisilin merupakan salah satu antibiotik paling terkenal dan telah diresepkan oleh dokter sejak 1928.
Efek Samping
Tidak ada obat tunggal yang tidak menyebabkan efek samping.
Dalam kebanyakan kasus, efek samping yang terkait dengan penisilin bukan merupakan sesuatu yang serius.
Sering buang air besar seperti diare dapat terjadi setelah menggunakan penisilin.
Mual, muntah, dan sakit perut juga merupakan efek samping yang mungkin timbul.
Gejala Alergi
Alergen merupakan zat yang memicu alergi.
Ketika alergen terhirup atau dikonsumsi, sistem kekebalan tubuh bereaksi dengan cara yang bisa menyebabkan masalah kesehatan.
Orang yang alergi terhadap penisilin umumnya akan mengalami masalah kulit. Gangguan yang paling sering muncul adalah gatal-gatal.
Gatal bisa diikuti dengan pembengkakan disertai dengan sensasi menyengat.
Gatal umumnya timbul pada wajah, telinga, dan tenggorokan. Kulit melepuh juga merupakan tanda lain dari reaksi alergi.

Tergantung pada tingkat keparahan reaksi, masalah kulit bisa berlangsung selama berminggu-minggu.
Ketika pembengkakan terjadi di dalam tenggorokan, kondisi ini berpotensi menyebabkan penyumbatan parsial pada saluran udara, menyebabkan kesulitan bernafas.
Gejala pembengkakan pada bibir, lidah, atau tenggorokan dianggap sebagai alergi penisilin parah.
Reaksi Alergi Tertunda
Meskipun reaksi alergi umumnya muncul dalam satu atau dua hari setelah terpapar penisilin, namun tidak semuanya berlangsung demikian.
Gatal dan pembengkakan bisa muncul beberapa minggu setelah obat dikonsumsi.
Pengobatan
Seseorang yang menderita reaksi alergi terhadap penisilin harus segera memberitahukan kondisi ini kepada dokter.
Efek samping seperti masalah pernapasan tidak bisa diabaikan karena dapat mengancam jiwa.
Dalam kebanyakan kasus, dokter akan menyarankan penghentian penggunaan penisilin dan merekomendasikan obat alternatif.
Cara mudah untuk mencegah reaksi alergi adalah dengan menjalani tes alergi pada kulit sebelum mengambil antibiotik ini.
Namun, studi menunjukkan bahwa sangat sedikit orang yang mengalami alergi terhadap penisilin.
Mereka yang didiagnosis alergi penisilin dapat selalu minum antibiotik lain yang tidak berkaitan dengan kelompok penisilin.[]

Penicillin dan Penggunaanya

1

Posted by Crystal64 | Posted in



Penicillin ditemukan pertama kali oleh Fleming. Sekitar tahun 1940 mulai diproduksi penicillin murni dari biakan kuman Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum. Melalui proses biosintesis unsur-unsur media biakan jamur digunakan sebagai bahan awal (prekusor) dalam pembuatan penicillin.
Standardisasi penicillin ditentukan dengan mengukur potensinya, dinyatakan dengan satuan intenasional (IU, internasional unit). Potensi 1 IU adalah besarnya aktivitas dari 0,6 µg garam penicillin-G dalam bentuk mikrokristal yang distandardisasi internasional. Satu gram kristal penicillin-G tersebut setara dengan 1667 Oxford Unit.



KLASIFIKASI  PENICILLIN

Berdasarkan sifat kimia yang menonjol dibedakan ke dalam 5 kelompok sebagai berikut :

1.       Penicillin alami
Misalnya penicillin-G, yang dihasilkan dari biakan jamur yang diekstraksi dan kemudian dimurnikan. Kalau diberikan secara oral kelompok penicillin ini cepat mengalami hidrolisis oleh asam lambung
2.       Penicillin yang tahan asam
Termasuk asam lambung, kelompok penicillin ini memiliki gugus phenoxyl yang terikat oleh gugus alkyl dari rantai acylnya. Dalam kelompok ini terdapat Phenoxy-methyl-penicillin, Phenoxy-aethyl-penicillin, Phebenicillin, Amoxicillin dan Ampiciliin.
3.       Penicillin yang tahan terhadap enzim penicillinase (β laktamase)
Yang disebabkan oleh penggantian cincin aromatis untuk melindungi cincin β laktam. Termasuk kelompok ini adalah Methicillin, Azidocillin dan Pirazocillin.
4.       Penicillin yang tahan asam dan enjima penicillinase
Termasuk kelompok ini meliputi Oxacillin, Nafcillin, Cloxacillin, Quinacillin dan Dicloxacillin.
5.       Penicilin yang memiliki spektrum anti bakterial luas terhadap kuman gram positif dan negatif.
Termasuk kelompok ini adalah Ampicillin, Carbenicillin, Epicillin, Suncillin, Hetacillin dan Carfecilin
MEKANISME KERJA
Dinding sel kuman terdiri dari suatu jaringan peptidoglikan, yaitu polimer dari senyawa amino dan gula, yang saling terikat satu dengan yang lain (crosslinked) dan dengan demikian memberikan kekuatan mekanis pada dinding. Penicillin dan sefalosporin menghindarkan sintesa lengkap dari polimer ini yang spesifik bagi kuman dan disebut murein. Bila sel tumbuh dan plasmanya bertambah atau menyerap air dengan jalan osmosis, maka dinding sel yang tak sempurna itu akan pecah dan bakteri musnah .
Penicillin bersifat bakterisid dan bekerja dengan cara menghambat sintesis dinding sel. Obat ini berdifusi dengan baik di jaringan dan cairan tubuh, tapi penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi. Obat ini diekskresi ke urin dalam kadar terapeutik. Probenesid menghambat  ekskresi penicillin oleh tubulus ginjal sehingga kadar dalam darah lebih tinggi dan masa kerjanya lebih panjang.
Penicillin berpengaruh terhadap sel yang sedang tumbuh dan hanya berpengaruh kurang berarti terhadap kuman yang sedang tidak aktif tumbuh (dorman). Penicillin tidak mempengaruhi sel-sel jaringan mamalia, karena sel mamalia tidak memiliki dinding masif seperti halnya pada kuman.



ABSORBSI PENICILLIN

Peroral

Penicilin-G dan garam-garamnya di dalam lambung mamalia berlambung tunggal mengalami inaktifasi oleh asam lambung sampai 70%. Pada individu tua yang produksi asam lambung sangat menurun atau bahkan achlorhidri, pemberian penicillin dapat memberikan hasil yang lebih baik dalam proses absorbsinya di duodenum. Pemberian phenoxy-methil dan phenoxy aethyl penicillin (penicillin V) absorbsinya juga baik, karena tidak dirusak oleh asam lambung hewan kesayangan, kadar penicillin dalam plasma meningkat dengan cepat..
Intramusculer
Garam-garam Na dan K-penicillin diserap cukup cepat, dengan puncak kadar penicillin di dalam plasma segera dicapai, begitu pula ekskresinya lewat ginjal. Dengan dosis baku efek baktersidal berlangsung selama 4 jam. Kadar minimal di dalam plasma adalah 2,5 ppm dan untuk mencapainya dosis penicillin-G diberikan antara 10.000-40.000 IU/kg (kuda). Untuk memperlambat absorsi nya dapat dilakukan dengan jalan antara lain :
1.       Penicillin dijadikan garam dengan procain hingga terjadi garam procain-penicillin yang berupa suspensi dalam air. Partikel yang tidak larut akan memperlambat penyerapan sampai 18-24 jam setelah disuntikan.
2.       Garam procain-penicillin-G diemulsikan di dalam minyak nabati atau 2% aluminium monostearat. Penyerapan penicillin dengan emulsi ini berlangsung selama 36-72 jam. Biasanya suntikan intramuskuler menyebabkan radang lokal (myositis)
3.       Penicillin dijadikan garam benzathine-penicilin-G. Efek terapi yang diperoleh dapat diperpanjang sampai 7-14 hari pasca penyuntikan.
Intravena
Penyuntikan secara intravena menghasilkan kadar tinggi di dalam plasma, yang segera diikuti eliminasi yang cepat pula selama 4-6 jam. Penyuntikan ini harus dilakukan berulang kali dengan interval pendek. Penicillin yang digunakan hanya garam Na dan K, karena keduanya mudah larut dalam air.
Intratracheal
Cara ini banyak dilakukan untuk penderita radang paru-paru infeksi, dan kadar yang tinggi diperlukan di dalam jaringan paru-paru.
Intrauterin
Absorbsi penicillin terjadi setelah infusi interauterin,dengan dosis 1,5 juta IU procain penicillin yang diberikan secara intrauterin,ekskresi melalui kelenjar susu berlangsung selama 60-48 jam pasca infusi,infusi intrauterin dilakukan untuk pengobatan metritis dan pyometra pada sapi.
Intramamari
Absorbsi obat yang diinfusikan intramamer berlangsung secara difusi jaringan lokal. Penicillin untuk mengobati mastitis dapat berupa garam penicillin, dan tergantung pada vehikelnya, penicillindapat efektif dalam beberapa jam sampai hari atau minggu (penicillin intramamer retard)
Distribusi dalam Jaringan
Dalam keadaan normal penicillin didistribusikan dengan cepat dari plasma ke dalam jaringan tubuh . persentase  volume disribusi (apparent volume distribotion, AVD) sebesar 50% memperlihatkan cepat dan mudahnya didistribusi penicillin ke dalam jaringan .
Ekskresi
Penicillin diekskresikan mlalui ginjal,kelenjar susu, hati dan usus. Melalui ginjal penicillin diekskresikan dengan cepat, serta mencapai 60-80% dari obat yang dimasukkan. Ekskresi renal tersebut terdiri dari ekskresi glomerular (20%) dan ekskresi tubuler (80%). Eksresi lewat kelenjar susu,dalam keadaan seimbang, atau Equilibrium state, jumlah yang diekskresikan mencapai 16% dari yang ada di dalam plasma, waktu bebas obat, atau withfrawal time, penicillin dari air susu adalah 96 jam.
Ekskresi penicillin lewat keringat, empedu, tinja dll cairan tubuh jumlahnya tidak berarti.
Efek Samping
Dapat menimbulkan ultikaria , dan kadang-kadang anifilaksis dapat menjadi fatal. Pasien yang alergi terhadap penicillin biasanya alergi terhadap semua turunan penicillin karena hipersensitifitas ditentukan oleh struktur dasar penicillin. Ensefalopati akibat iritasi serebral, hal ini dapat terjadi pada pemberian dosis yang brlebihan atau dosis normal pada pasien gagal ginjal. Penicilin tidak boleh diberikan secara intratekal karena cara ni dapat menimbulkan ensefalopati yang mungkin fatal. Pada pasien gagal ginjal pemberian penicillin scara injeksi dapat menyebabkan akumulasi elektrolit. Diare sering terjadi pada pemberian peroral,kadang-kadang juga dapat menyebabkan kolitis.
Kejadian toksisitas dalam praktek dokter hewan,terjadi pada anjing 15 menit setelah disuntik kedua kalinya yang berselang lebih kurang 1 bulan.Gejala salivasi, gemetar, muntah dan urtikaria berlangsung beberapa jam setelah suntikan. Gejala syarafi juga telah ditemukan pada anjing dan kucing,berupa ataxia dan konvulsi.
Reaksi anifilatik sering dijumpai pada ternak-ternak sapi yang disuntik profilatik sebelum transport ke peternakan. Reaksi tidak terduga (adverse reaction) telah pula terjadi bervariasi mulai gemetar, muntah, depresi sampai keguguran.
Setelah bebrapa kali seekor kuda disuntik penicillin 10-40.000 IU, 2 kali sehari dilaporkan telah mengalami hipersensitifitas  tipe I. Pada kuda putih reaksi berupa  dermatitis bullosa disertai keropeng-keropengtelah pula ditemukan .Pada anjing reaksi kulit berupa oedema pada konjuctiva disertai prostrusi dari selaput lendir,terjadi setelah diobat secara sistemik,hewan tersebut menerima salep mata yang mengandung penicillin.
Kegunaan Klinis Penicillin
1.       Pengobatan terhadap penyakit infeksi oleh kuman-kuman klostridia, misalnya blackleg, (Cl. Chauvoei), malignant edema (Cl. Septicum, boutvuur), dan tetanus (Cl. tetani) Terhadap infeksi kuman Cl. welchii kurang efektif, sedang untuk kuman cl.botulinus praktis tidak ada gunanya.
2.       pengobatan anthrax (Bac.anthracis)
3.       pengobatan erysipelas babi (Erisipilothrix rhusiopathiae)
4.       Infeksi Corynebacterium renale, yang menyebabkan pielonefritis, diperlukan dosis tinggi. Adanya exudat dan nanah menyebabkan penetrasi obat ke jaringan yang mengalami radang kurang efektif.
5.       Untuk pengobatan lumpy jaw (aktinomikosis oleh Actinomyces bovis) pada sapi.
6.       untuk pengobatan wooden tongue (actinobacillus lignieresi) pada sapi
7.       infeksi leptospira, penicillin dikombinasikan dengan strptomisin
untuk mengatasi infeksi kuman streptokok dan stafilokok. Karena kuman s. aureus menghasilakan enzim penicillinase, terjadi resistensi.

Kontaminasi Bakteri Kebal Antibiotika

3

Posted by Crystal64 | Posted in

Sekitar 50 persen sampel daging unggas yang dibeli secara acak di berbagai kota besar Jerman, terbukti mengandung bakteri yang resisten antibiotika. 



Konsumen di Jerman di minggu belakangan ini resah, menanggapi laporan hasil uji petik cemaran bakteri yang kebal antibiotika pada daging ayam yang dijual di supermarket. Hasil penelitian yang mencemaskan itu diumumkan perhimpunan Jerman untuk perlindungan lingkungan dan alam-BUND yang melakukan uji petik di kota-kota Berlin, Köln, Hamburg, Nürnberg dan Stuttgart.

Dari 20 sampel daging ayam yang dibeli di berbagai supermarket, 10 sampel terbukti mengandung bakteri yang kebal antibiotika. Disebutkan, bakteri yang kebal beberapa jenis antibiotika, dapat menimbulkan dampak penyakit berat hingga kematian pada manusia.

Dalam penelitian itu, BUND bahkan menemukan sampel daging ayam yang tercemar bakteri Staphylococcus aureus yang kebal antibiotika Methicillin-MRSA. Bakteri MRSA amat sulit diperangi dengan berbagai antibiotika yang ada di pasaran, dan tergolong amat berbahaya. BUND menyimpulkan, tingginya cemaran bakteri yang kebal antibiotika pada daging binatang ternak, khususnya daging ayam, mengindikasikan sudah parahnya penyalahgunaan antibiotika di industri peternakan.

Akibat peternakan industrial
Peternakan ayam secara industrial di Jerman. 


Penyalah gunaan antibiotika separah itu, dituding bertanggung jawab pada hilangnya keampuhan obat-obatan penting, yang sebetulnya dapat menyelamatkan nyawa manusia. Besarnya volume kontaminasi bahan makanan dengan bakteri mematikan yang biasanya hanya ditemukam di rumah sakit, merupakan tanda bahaya amat tegas, terkait kerusakan kolateral yang diakibatkan industri peternakan.

Ancaman bahayanya pada manusia yang mengolah atau melakukan kontak dengan daging ayam yang terkontaminasi bakteri kebal antibiotika, diungkapkan ketua BUND, Hubert Weiger :“Ancaman bahayanya, lewat pengolahan daging ayam yang terkontaminasi, dapat terjadi penularan. Konsumen dengan itu menjadi pembawa bakteri yang kebal antibiotika.“

Fatalitas tinggi

Bakteri yang multi-resisten terhadap antibiotika-MRSA, memicu infeksi yang sulit diobati dan dalam banyak kasus mengakibatkan kematian. Di Jerman, setiap tahunnya diperkirakan terjadi sekitar 50.000 kasus infeksi MRSA. Tingkat kematian pasien yang terinfeksi mencapai sekitar 1.500 orang per tahunnya. Di Amerika Serikat bakteri yang kebal beberapa jenis antibiotika menginfeksi sekitar 100.000 orang pertahunnya, dengan tingkat fatalitas amat tinggi yakni sekitar 20 persen pasien.

Bakteri MRSA dapat hidup hingga tujuh bulan tanpa makanan. Jika sudah menyerang tubuh manusia, infeksinya dapat menyebar ke seluruh organ tubuh. Akibatnya organ tubuh bersangkutan mengalami kegagalan fungsi atau jika menyerang darah, terjadi keracunan darah atau sepsis.
Bakteri MRSA 

Hingga 10 tahun lalu, infeksi bakteri yang multi resisten - MRSA hanya terbatas di lingkungan rumah sakit. Namun belakangan ini penyebarannya semakin cepat, seiring meningkatnya kontaminasi pada bahan makanan.

Penggunaan antibiotika lebih rasional

Perhimpunan Jerman untuk kesehatan hewan ternak BFT melaporkan, pada tahun 2010 peternakan di seluruh Jerman menggunakan sekitar 900 ton antibiotika. Jumlahnya meningkat sekitar 120 ton dibanding lima tahun lalu. Pemicunya adalah meningkat drastisnya produksi daging ayam dan daging babi. Terutama peternakan ayam di Jerman dilakukan secara industrial, dimana di satu peternakan dipelihara lebih dari 100.000 ekor ayam per musimnya. Dengan itu diperlukan antibiotika dalam jumlah amat besar, untuk mencegah penyebaran penyakit dan musnahnya seluruh ternak.

Terkait ancaman bakteri yang multi resisten terhadap antibiotika itu, perhimpunan Jerman bagi perlindungan lingkungan dan alam – BUND menuntut kementrian perlindungan konsumen untuk bertindak, mengurangi pemakaian antibiotika di industri peternakan.

Sebuah tugas sulit, seperti diungkapkan jurubicara kementrian perlindungan konsumen, Holger Eichele.:“Hanya pejabat negara bagian yang memiliki hak memasuki peternakan, dan memeriksa dokumentasinya oleh dokter hewan, serta jika diperlukan, juga secara konsekuen mengusut terjadinya pelanggaran.

Pemerintah Jerman mengumumkan, akan memperketat aturan pengunaan obat-obatan. Namun para pelindung konsumen mengritik, tindakan itu hanya bersifat reaktif. Karena yang diperlukan sekarang ini adalah mencegah peternakan dari penggunaan antibiotika secara tidak rasional.

Agus Setiawan/afp/epd/glp/bund/dw

Editor : Vidi Legowo




http://www.dw.de/kontaminasi-bakteri-kebal-antibiotika/a-15659294

Mekanisme Kerja Antibiotik dan Resistensi

0

Posted by Crystal64 | Posted in


Cara kerja antibiotik yaitu Antibiotik memiliki cara kerja sebagai bakterisidal (membunuh bakteri secara langsung) atau bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri). Pada kondisi bakteriostasis, mekanisme pertahanan tubuh inang seperti fagositosis dan produksi antibodi biasanya akan merusak mikroorganisme. Ada beberapa cara kerja antibiotik terhadap bakteri sebagai targetnya, yaitu menghambat sintesis dinding sel, menghambat sintesis protein, merusak membran plasma, menghambat sintesis asam nukleat, dan menghambat sintesis metabolit esensial. Dinding sel bakteri terdiri atas jaringan makromolekuler yang disebut peptidoglikan. Penisilin dan beberapa antibiotik lainnya mencegah sintesis peptidoglikan yang utuh sehingga dinding sel akan melemah dan akibatnya sel bakteri akan mengalami lisis. Riboson merupakan mesin untuk menyintesis protein. Sel eukariot memiliki ribosom 80S, sedangkan sel prokariot 70S (terdiri atas unit 50S dan 30S). Perbedaan dalam struktur ribosom akan mempengaruhi toksisitas selektif antibiotik yang akan mempengaruhi sintesis protein. Di antara antibiotik yang mempengaruhi sintesis protein adalah kloramfenikol, eritromisin, streptomisin, dan tetrasiklin. Kloramfenikol akan bereaksi dengan unit 50S ribosom dan akan menghambat pembentukan ikatan peptida pada rantai polipeptida yang sedang terbentuk. Kebanyakan antibiotik yang menghambat protein sintesis memiliki aktivitas spektrum yang luas. Tetrasiklin menghambat perlekatan tRNA yang membawa asam amino ke ribosom sehingga penambahan asam amino ke rantai polipeptida yang sedang dibentuk terhambat. Antibiotik aminoglikosida, seperti streptomisin dan gentamisin, mempengaruhi tahap awal dari sintesis protein dengan mengubah bentuk unit 30S ribosom yang akan mengakibatkan kode genetik pada mRNA tidak terbaca dengan baik. Antibiotik tertentu, terutama antibiotik polipeptida, menyebabkan perubahan permeabilitas membran plasma yang akan mengakibatkan kehilangan metabolit penting dari sel bakteri. Sebagai contoh adalah polimiksin B yang menyebabkan kerusakan membran plasma dengan melekat pada fosfolipid membran. Sejumlah antibiotik mempengaruhi proses replikasi DNA/RNA dan transkripsi pada bakteri. Contoh dari golongan ini adalah rifampin dan quinolon. Rifampin menghambat sintesis mRNA, sedangkan quinolon menghambat sintesis DNA. Mekanisme resistensi Pada awalnya, problema resistensi bakteri terhadap antibiotik telah dapat dipecahkan dengan adanya penemuan golongan baru dari antibiotik, seperti aminoglikosida, makrolida, dan glikopeptida, juga dengan modifikasi kimiawi dari antibiotik yang sudah ada. Namun, tidak ada jaminan bahwa pengembangan antibiotik baru dapat mencegah kemampuan bakteri patogen untuk menjadi resisten. Berdasarkan hasil studi tentang mekanisme dan epidemiologi dari resistensi antibiotik telah nyata bahwa bakteri memiliki seperangkat cara untuk beradaptasi terhadap lingkungan yang mengandung antibiotik. Mekanisme resistensi pada bakteri meliputi mutasi, penghambatan aktivitas antibiotik secara enzimatik, perubahan protein yang merupakan target antibiotik, perubahan jalur metabolik, efluks antibiotik, perubahan pada porin channel, dan perubahan permeabilitas membran. Mutasi genetik tunggal mungkin menyebabkan terjadinya resistensi tanpa perubahan patogenitas atau viabilitas dari satu strain bakteri. Perkembangan resistensi terhadap obat-obat antituberkulos, seperti streptomisin, merupakan contoh klasik dari perubahan tipe ini. Secara teoretis ada kemungkinan untuk mengatasi resistensi mutasional dengan administrasi suatu kombinasi antibiotik dalam dosis yang cukup untuk eradikasi infeksi sehingga mencegah penyebaran bakteri resisten orang ke orang. Namun, adanya emergensi yang meluas dari multidrug resistant Mycobacterium tuberculosis memperlihatkan bahwa tidak mudah untuk mengatasi resistensi dengan formula kombinasi. Contoh lain resistensi mutasional yang juga penting adalah perkembangan resistensi fluoroquinolone pada stafilokokki, Pseudomonas aeruginosa, dan patogen lain melalui perubahan pada DNA topoisomerase. Kejadian mutasi mungkin juga mengubah mekanisme resistensi yang ada menjadi lebih efektif atau memberikan spektrum aktivitas yang lebih luas. Problem yang cukup penting adalah kemampuan bakteri untuk mendapatkan materi genetik eksogenus yang mengantarkan terjadinya resistensi. Spesies pada peneumokokki dan meningokokki dapat "mengambil" materi DNA di luar sel (eksogenus) dan mengombinasikannya ke dalam kromosom. Banyak materi genetik yang bertanggung jawab terhadap resistensi ditemukan pada plasmid yang dapat ditransfer atau pada transposon yang dapat disebarluaskan di antara berbagai bakteri dengan proses konjugasi. Transposon merupakan potongan DNA yang bersifat mobile yang dapat menyisip masuk ke dalam berbagai lokasi pada kromosom bakteri, plasmid atau DNA bakteriofag. Beberapa transposon atau plasmid memiliki elemen genetik yang disebut integron yang mampu "menangkap" gen-gen eksogenus. Sejumlah gen kemungkinan dapat disisipkan ke dalam integron yang menghasilkan resistensi terhadap beberapa bahan. Antimikroba Mekanisme yang mirip mungkin terlibat dalam pembentukan elemen genetik yang mengode resistensi vankomisin pada enterokokki. Enterokokki, yang merupakan komensal saluran usus dan genital, meningkat menjadi patogen di rumah sakit. Hal ini berhubungan dengan resistensi alami enterokokki terhadap antibiotik yang paling umum digunakan dan kapasitasnya untuk memperoleh sifat resistensi melalui mutasi (penisilin) atau transfer gen resistensi pada plasmid dan transposon (aminoglikosida dan glikopeptida) (Rochman Naim, 2012).




Antibiotik CIPROFLOXACIN

0

Posted by Crystal64 | Posted in


Generik : 

Ciprofloxacin / Siprofloksasin

Obat Bermerek : 

Bactiprox, Baquinor, Bernoflox, Bidiprox, Cetafloxo, Ciflos, Ciprec, Ciproxin, Civell, Coroflox, Corsacin, Cylowam, Disfabac, Etacin, Floksid, Floxbio, Floxifar, Floxigra, Girabloc, Interflox, Isotic Renator, Jayacin, Kifarox, Lapiflox, Licoprox, Meflosin, Mensipox, Nilafolx, Poncoflox, Proxcip, Proxitor, Qinox, Quamiprox, Qidex, Quinobiotic, Renator, Rindoflox, Scanax, Siflox, Tequinol, Vidintal, Viflox, Vioquin, Violinol, Wiaflox, Ximex Cylowam, Zumaflox

KOMPOSISI

Tiap tablet salut selaput Ciprofloxacin mengandung siprofloksasin hidroklorida monohidrat yang setara dengan siprofloksasin 500 mg.

FARMAKOLOGI 

  • Ciprofloxacin merupakan antibiotik sintetik golongan quinolone yang bekerja dengan menghambat DNA-girase. Ciprofloxacin efektif terhadap bakteri yang resisten terhadap antibiotika lain misalnya penisilin, aminoglikosida, sefalosporin dan tetrasiklin. Ciprofloxacin efektif terhadap bakteri gram-negatif dan gram-positif.

INDIKASI

Indikasi antibiotik Ciprofloxacin adalah pengobatan infeksi yang disebabkan oleh kuman patogen yang peka terhadap siprofloksasin pada infeksi berikut ini :
  • Infeksi saluran kemih (kecuali prostatitis)
  • Uretritis dan servisitis gonore
  • Infeksi saluran pernafasan kecuali pneumonia oleh streptokokus
  • Infeksi kulit dan jaringan lunak
  • Infeksi tulang dan sendi
  • Infeksi saluran pencernaan termasuk demam tifoid dan paratifoid

KONTRAINDIKASI

Kontraindikasi Ciprofloxacin adalah penderita yang hipersensitif terhadap siprofloksasin atau hipersensitif/alergi terhadap antibiotik golongan quinolone lainnya, wanita hamil atau menyusui, anak-anak dan remaja yang masih dalam masa pertumbuhan.

DOSIS DAN ATURAN PAKAI

  • 2 kali sehari 100-750 mg.
  • Gonore akut : dosis tunggal sebesar 250 mg.
  • Kurangi dosis jika klirens kreatinin kurang dari 20 ml/menit.
  • Sistitis akut : 2 kali sehari 100 mg selama 3 hari.

EFEK SAMPING

  • Dapat terjadi keluhan pada saluran pencernaan seperti mual, diare, muntah, dispepsia, sakit perut, kembung dan anoreksia.
  • Dapat terjadi gangguan SSP seperti pusing, sakit kepala, rasa letih.
  • Jarang terjadi gangguan penglihatan.
  • Efek Ciprofloxacin terhadap darah dapat terjadi eosinofilia, leukositopenia, leukositosis, anemia.
  • Reaksi alergi atau hipersensitivitas terhadap Ciprofloxacind dapat berupa ruam/reaksi kulit.
  • Pada penderita gangguan fungsi hati, dapat meningkatkan serum transaminase.
  • Bila terjadi efek samping konsultasikan dengan dokter.

PERHATIAN

Hati-hati bila diberikan pada usia lanjut, epilepsi, penderita SSP serta gangguan fungsi ginjal. Untuk menghindari terjadinya kristaluria maka harus diminum dengan air yang cukup. Selama minum obat ini tidak boleh mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan mesin terutama bila diminum dengan alkohol.
INTERAKSI OBAT
Penyerapan Ciprofloxacin dipengaruhi oleh antasida yang mengandung aluminium hidroksida atau magnesium hidroksida. Bila Ciprofloxacin diberikan bersama teofilin, akan terjadi peningkatan kadar teofilin dalam plasma yang tidak diinginkan. Apabila pemberian bersamaan dengan teofilin tidak dapat dihindari, maka konsentrasi teofilin dalam plasma harus dimonitor, bila perlu dosis teofilin dikurangi. Hindarkan pemberian bersama dengan probenesid dan antikoagulan kumarin.

Sumber: http://bukusakudokter.wordpress.com/2012/11/08/ciprofloxacin/

5 Antibiotik Paling Ngetop

0

Posted by Crystal64 | Posted in
















1. Amoxicillin
Amoxicillin merupakan antibiotik golongan penicillin, lebih spesifik lagi termasuk kelompok aminopenicillin seperti halnya jenis antibiotik populer lainnnya yakni ampicilin. Penggunaannya sangat luas, mulai dari untuk obati infeksi kulit, gigi, telinga, saluran napas dan saluran kemih.
2. Cefadroxil
Cefadroxil merupakan generasi pertama antibiotik golongan Cephalosphorin, yang cara kerjanya hampir sama dengan Amoxicillin dan antibiotik lain di golongan penicillin. Penggunaannya juga sama luas, mulai untuk mengobati dari infeksi kulit hingga saluran kemih.

3. Erythromicyn
Erythromicin merupakan antibiotika golongan makrolid yang sering diberikan pada pasien yang alergi penicillin. Penggunaannya lebih luas dari penicillin maupun cephalosphorin, sehingga sering dipakai sebagai pilihan pertama untuk pengobatan pneumonia atipik.

4. Ciprofloxacin
Ciprofloxacin merupakan antibiotik golongan floroquinolon, salah satu jenis antibiotik paling mutakhir saat ini. Penggunaannya antara lain untuk mengobati infeksi saluran kemih, infeksi saluran napas (sinusitis, pneumonia, bronkitis) dan juga infeksi kulit.

5. Tetrasiklin
Di kalangan pekerja seks, tetrasiklin cukup populer karena jenis antibiotika ini paling sering jadi pilihan utama untuk mengobati infeksi kelamin seperti chlamydia dan gonorrhea atau kencing nanah. Penggunaan antibiotik jenis ini mulai dibatasi, karena memicu masalah resistensi yang membuat kuman gonorrhea jadi kebal antibiotik.

Alexander Fleming

0

Posted by Crystal64 | Posted in


Alexander Fleming lahir pada tanggal 6 Agustus 1881 di Lechfield, Scotlandia. Fleming merupakan anak ketiga dari empat putra Hugh Fleming dari istri keduanya, Grace Stirling Morton. Fleming menuntut ilmu di St. Mary’s Hospital Medical School seperti kakak laki-lakinya. Setelah Perang Dunia I, Fleming melakukan penelitian mengenai antibakteri karena prihatin menyaksikan begitu banyak kematian tentara akibat infeksi pada luka-luka yang diderita. Antiseptik ternyata justru lebih kuat melawan sistem kekebalan tubuh mereka daripada melawan bakteri penyebab infeksi. Dalam artikelnya yang dimuat di jurnal kedokteran “The Lancet”, Fleming menjelaskan bahwa antiseptik efektif bekerja di permukaan, tapi luka yang dalam justru menjadi tempat berlindung bagi bakteri anaerob dari agen antiseptik sehingga antiseptik tidak dapat membunuh bakteri yang tidak terjangkau ini.
Suatu hari, Fleming melakukan penelitian menggunakan bakteri Staphylococcus. Dia sempat meninggalkan laboratoriumnya dan ketika kembali, Fleming mendapati ada kultur bakteri yang terkontaminasi oleh jamur. Anehnya, hanya di bagian tepi koloni saja yang bakterinya tidak tumbuh, sedangkan di tempat yang lain, bakteri tetap tumbuh. Kemudian Fleming menumbuhkan jamur tadi pada media murni. Ternyata, jamur tersebut memproduksi suatu senyawa yang dapat membunuh bakteri. Selanjutnya Fleming berhasil mengidentifikasi jamur tersebut berasal dari genus Penicillium. Pada tanggal 7 Maret 1929 senyawa tersebut diberi nama Penicillin.
Fleming terus melakukan penelitian mengenai penicillin, namun dia kesulitan untuk membudidayakan penicillin dan mengisolasi senyawa tersebut dari jamurnya. Setelah Fleming menyerah, Howard Florey dan Ernst Boris Chain melanjutkan penelitian Fleming dengan biaya dari pemerintah Amerika dan Inggris. Mereka berhasil memurnikan penicillin sehingga mampu digunakan untuk mengobati berbagai penyakit. Penicillin dapat membunuh bakteri penyebab pneumonia, meningitis, difteri, gonorrhea, sifilis, bronchitis, dan gangren. Fleming juga menemukan bahwa penggunaan antibiotik dengan dosis yang terlalu rendah atau durasi penggunaan yang terlalu singkat dapat menyebabkan resistensi bakteri. Atas penemuannya ini, Fleming mendapatkan penghargaan Nobel Prize in Medicine tahun 1945 bersama Florey dan Chain. Fleming meninggal di London pada tahun 1955 karena serangan jantung.